Selasa, 04 September 2012



PEMBUNUHAN KARAKTER


      Karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga `berbentuk' unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau `berkarakter' tercela).

Karakter mengandung pengertian:
  1. Suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik dan atraktif;
  2. Reputasi seseorang; dan
  3. Seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian yang eksentrik.
       Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang.
Ibarat komputer yang harus kita instal sistem operasi yang tepat agar komputer tersebut berfungsi dengan baik, kita juga demikian. kita harus meng-instal “sistem operasi” yang tepat dalam diri agar dia bisa mengoptimalkan kehidupan. Sistem operasi itulah yang kita sebut KARAKTER yang dapat kita bangun melalui Pendidikan Karakter. Sedangkan pengaruh-pengaruh lingkungan dapat kita perumpamakan sebagai Program Aplikasi 1, 2, 3 dan seterusnya. Jadi, jika program aplikasi yang kita pasang tidak kompatibel dengan sistem operasinya  tidak bisa optimal kinerjanya. Jika kita  tidak memiliki KARAKTER yang kuat  maka  akan “hang” alias  ERROR. "Pembunuhan karakter" dapat terjadi melalui proses perusakan “sistem operasi” sehingga program-program aplikasi yang ada tidak tersaring dengan baik dan tidak bisa berjalan optimal. KARAKTER dapat “terbunuh” dengan sendirinya jika kita tidak meng-upgrade “sistem operasi” yang telah terpasang pada diri kita.
“Pembunuhan karakter” juga bisa dilakukan dengan sengaja. Yaitu dengan cara memasang “program aplikasi” yang salah.
      Pembunuhan karakter atau perusakan reputasi adalah usaha-usaha untuk mencoreng reputasi seseorang. Tindakan ini dapat meliputi pernyataan yang melebih-lebihkan atau manipulasi fakta untuk memberikan citra yang tidak benar tentang orang yang dituju.
  Pembunuhan karakter merupakan suatu bentuk pencemaran nama baik dan dapat berupa argumen ad hominem. Istilah ini sering digunakan pada peristiwa saat massa atau media massa melakukan pengadilan massa atau pengadilan media massa dimana seseorang diberitakan telah melakukan kejahatan atau pelanggaran norma sosial tanpa melakukan konfirmasi dan bersifat tendensius untuk memojokkan orang itu.
     Pembunuhan karakter dapat mengakibatkan reputasi orang tersebut menjadi rusak di depan publik, terhambat karirnya serta akibat yang lebih besar dimana orang tersebut dipecat dari pekerjaannya, kariernya, dan jabatannya.
      Pembunuhan karakter (character assassination) bukan pembunuhan dalam artian fisik, tetapi tindakan membunuh reputasi,nama baik,moral dan integritas seseorang. Akibatnya sedemikian besarnya sehingga kadangkala ‘aib’ itu terus terbawa hingga ke liang kubur. Jadi sama konsekuensinya seperti dihukum mati. Cara yang dilakukan bisa dengan menyebarkan rumor, fitnah, innuendo (berita-berita miring) dari seseorang, bahkan dengan kecanggihan teknologi seseorang bisa terjebak dalam situasi ’seolah-olah benar’. Tokoh yang akan ‘dihabisi’ tentu bukan orang kebanyakan, tetapi musuh besar yang membahayakan si pelaku pembunuhan karakter.
       Contoh pembunuhan karakter yang paling sensasional adalah skandal politik di Perancis pada tahun 1894 yang dikenal dengan nama affair Dreyfus. Alfred Dreyfus adalah seorang perwira angkatan darat Perancis keturunan Yahudi yang dijatuhi hukuman seumur hidup sebagai pengkhianat karena membocorkan rahasia negara kepada Jerman. Berbagai bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak bersalah tidak menyurutkan pengadilan menjatuhkan hukuman kepadanya. Dia menjalani hukuman penjara sepuluh tahun sebelum akhirnya terbukti bahwa semua tuduhan itu adalah ‘palsu’ dan merupakan perbuatan dari pihak-pihak yang tidak menyukainya.
    Karena pembunuhan karakter dilakukan dengan cara memfitnah, maka faktor kebohongan memegang peran yang amat menentukan. Semakin besar kebohongan itu,semakin dia meyakinkan, dengan menghalalkan cara ( the ends justify the means) dan Machiavellism yang bermaknakan taktik yang licik. Dua ’prinsip’ inilah yang dianut pelaku pembunuhan karakter.
      Kata assassination sendiri diambil dari kata assassin yang merupakan serapan kata dari bahasa Arab hashshashin ( arti harafiahnya pemakai hashih atau opium). Hashashin adalah kelompok pembunuh di abad 8 sampai 14 yang konon menggunakan madat untuk ’menguatkan syaraf’ mereka pada saat membantai lawan ideologi atau agama mereka. Jadi assassination memang bukan pembunuhan ’biasa’, tapi lebih didasarkan pada alasan ideologi,politik atau militer. 

Beda Kritik, Mencela, Menghina, Opini dan Pembunuhan Karakter

1. Kritik
Kritik adalah segala suatu bentuk opini mengenai suatu perbuatan yang dirasakan kurang tepat oleh pemikiran pihak lain. kritik yang sempurna.Ada solusi di dalamnya. Kritik ada yang konstruktif dan ada yang destruktif.Kritik yang konstruktif adalah memberikan azas kemanfaatan jika solusi yang diberikan lebih tepat,baik dan benar ketimbang perbuatan/tindakan/keputusan sebelumnya.Kritik destruktif adalah memberikan implikasi buruk (saran buruk/negatif) ketika solusi yang diberikan tidak menjadi lebih tepat,baik dan benar.
2. Mencela
Mencela adalah menilai perbuatan dan tindakan orang lain tanpa diberikan solusi yang positif.Dia hanya menilai negatif suatu perbuatan tanpa mengetahui bagaimana solusinya. Biasanya penyakit suka mencela sering menimpa kepada orang yang berperilaku dan berpandangan negatif.
3. Menghina
Menghina adalah mengejek atau mencela orang lain bukan hanya kepada keadaan atau perbuatan namun juga pelaku (subyek) dengan tujuan menghancurkan reputasi, martabat dan merendahkan orang lain.
4. Opini
Opini adalah suatu pendapat yang diberikan secara subyektif atas suatu keadaan,permasalahan dan tindakan orang lain dengan dibandingkan dengan data-data yang telah tersedia bisa sebuah data yang dianalisis maupun data mentah tergantung kualitas opini.
5. Pembunuhan Karakter
Pembunuhan karakter adalah opini negatif yang disebarkan dengan sengaja tanpa bukti yang teruji,analisis dan fakta untuk menghancurkan reputasi dan nama baik orang lain dan biasanya hanya berupa desas-desus yang disebarkan dari mulut ke mulut dari suatu awal permainan opini untuk membentuk image negatif kepada seseorang.
Contoh:Pengopinian untuk membentuk karakter opini si Mamad adalah penjudi di meja makan bersama karyawan (di depan umum).
Sasaran : Mamad
Tujuan : Semua orang menganggap Mamad penjudi dengan ucapan berupa opini.
"Mad kemaren si Angga menang togel 2-1 juga tuh,u sudah ambil hadiahnya belom?".
Si Mamad mungkin kebingungan dengan pernyataan itu karena gak mengerti maksudnya.Jadi dia diam saja.Dan diam oleh publik diambil kesimpulan sebagai jawaban mengiyakan.Itulah jurus yang suka dilakukan oleh ahli opini untuk menyerang lawan politik atau orang yang tidak disukainya dengan tujuan merusak martabatnya (agar tidak naik pangkat,nama buruk di depan Bos dsb).

       Bersaing untuk mendapatkan yang terbaik kerap kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu wajar mengingat sifat alami manusia adalah tak pernah puas dan ingin selalu lebih dari yang lainnya. Begitu juga dalam kehidupan karier, persaingan untuk meraih jenjang karier yang lebih tinggi kerap memicu keinginan seseorang untuk mengukir prestasi yang lebih baik. Sepanjang persaingan yang dilakukan ditempuh dengan cara yang positif, pastinya sah-sah saja. Yang tak wajar adalah jika persaingan dilakukan dengan berbagai cara termasuk cara-cara negatif yang tak bermoral. Sebut saja, upaya pembunuhan karakter 'lawan' agar terlihat lebih buruk di mata rekan kerja, atasan maupun relasi.
    Jika didefinisikan, character assassination atau usaha pembunuhan karakter adalah usaha menghilangkan orisinalitas atau keaslian karakter seseorang dalam pandangan orang lain. Kondisi ini tidak saja menyangkut fitnah dan menyebarkan berita bohong tentang seseorang. Namun juga menyangkut pencitraan tentang diri seseorang dari orang lain. Sementara, citra diri merupakan hal penting dan berperan besar dalam kelangsungan kehidupan sosial seseorang. Termasuk dalam kehidupan karir. Sehingga, bisa dibayangkan sendiri akibat yang harus ditanggung ketika seseorang mengalami sebuah pembunuhan karakter.  Citra yang buruk sangat berpengaruh pada tingkat kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap orang lain. Dalam kehidupan pribadi tentu saja juga sangat merugikan.
       Mengingat pentingnya citra diri terhadap kehidupan kita, tak ada salahnya jika kita selalu waspada agar tak menjadi korban upaya pembunuhan karakter oleh 'lawan' atau 'saingan' kita.  Cara paling mudah agar tak menjadi korban adalah melakukan pembuktian dengan cara menunjukkan kompetensi diri kita. Jika kita kompeten, pada akhirnya orang lain akan dengan sendirinya menilai kebenaran berita yang disampaikan atau digosipkan tersebut.  Selain itu, penting juga menjalin hubungan baik dengan semua rekan kerja agar tercipta persaingan yang sehat dan positif. Berkomunikasi dengan baik dan saling membantu sebagai tim, akan membuat rekan kerja merasa setara dan tak perlu saling menjatuhkan. Kadang kala orang melakukan persaingan tak sehat karena sebenarnya mereka merasa kurang percaya diri dengan kemampuan atau kompetensi mereka dalam bekerja.
     Menghadapi kenyataan buruknya citra diri kita baik di mata rekan kerja, atasan maupun relasi akibat perbuatan 'saingan' kita pastinya menyakitkan. Sebab, tak bisa dipungkiri, citra diri memiliki andil cukup besar terhadap kesuksesan karier seseorang. Yakni menyangkut kepercayaan orang lain pada kita.
Mengingat betapa pentingnya pembentukan citra diri positif demi kelangsungan karier dan kehidupan sosial, setiap orang pasti tak mau tinggal diam ketika menjadi korban fitnah maupun pembunuhan karakter, artinya penting untuk segera melakukan sesuatu sebagai bentuk pembelaan diri dan menunjukkan pada publik bahwa berita yang selama ini tersebar adalah berita bohong semata. 


Hal yang perlu dilakukan  ketika menghadapi fitnah atau pembunuhan karakter adalah:

  1. Tetap fokus pada kompetensi diri serta membangun kekompakan tim serta memperlancar komunikasi
  2. Melakukan counter atau klarifikasi isu atau kabar tentang diri kita jika ternyata kabar yang berkembang tersebut sudah cukup mengkhawatirkan. Baik untuk kehidupan karier maupun kehidupan sosial.   Bila perlu ajak bertemu orang yang kita tahu suka menyebarkan berita bohong tentang diri kita. Atau cari orang yang memang 'tukang gosip' untuk membantu kita meng-counter isu-isu bohong tentang diri kita.
  3. Jalinan komunikasi serta upaya men-counter berita bohong tentang diri kita tersebut hanyalah sebuah usaha yang bisa dilakukan untuk mempertahankan citra diri. Namun yang paling penting diingat adalah kebenaran pasti akan terbuka dengan sendirinya.
  4. Buktikan saja dengan selalu memberikan kinerja atau pelayanan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
  5. Sabar dan Selalu Berpikir Positif, tidak mudah untuk menghadapi satu lingkungan dimana citra diri kita sudah rusak akibat perbuatan orang tak bertanggungjawab. Namun, menghadapi kondisi sulit bukan berarti tak bisa dilewati. Sebab, sepanjang kita mau berusaha untuk melakukan hal yang baik, seburuk apapun pembunuhan karakter yang telah dilakukan, lama kelamaan akan terbuka juga kenyataan sebenarnya.
Hal yang bisa kita lakukan dalam menghadapi pembunuhan karakter tanpa luapan emosi:
  1. Tetap bersabar
  2. Selalu berpikir positif
  3. Tetap berusaha menunjukkan kinerja yang terbaik
  4. Berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja maupun relasi
  5. Terus menerus melakukan introspeksi diri.